Kita, kita dan kita
30.06.13
“Maukah kamu jadi pasanganku?”
Yaa, mas bilang itu saat itu di Kalimilk, tempat favoritku
ketika aku di Jogja. Kata2 yg membuatku galau lahir-batin, bukan untuk
dijadikan pacar, tapi pasangan. Mengingatkanku kalau aku sudah dewasa. Apakah aku pantas buat kamu yg sudah bekerja,
memiliki pengetahuan agama yang baik. Insya Allah bisa menjadi imam yang baik. Memikirkan
itu membuat aku pusing, bahkan sampai sekarang.
24.07.13
Aku katakan iya, yg sebenarnya aku pun masih ragu2, meragukan
diriku sendiri. Aku yakin sekali mas orang baik, tapi apa aku siap mendampingi
mas. Aku sadar aku tidak punya apa2 dan aku bukanlah siapa2. Insya Allah mas mau
menungguku sampai waktu yg tidak ditentukan kapan. Mengizinkanku meraih mimpiku.
08.04.14
“Apa mas yakin mau nikah sama aku?” Dan mas jawab “ Aku
sudah yakin dari dulu”. Mas sebegitu yakin sama aku, tapi aku?? Aku belum
mendapatkan pekerjaan tetap sampai sekarang, “Ya Allah, jika menikah dapat menyempurnakan
setengah dari agama-Mu, permudahlah jalan kami untuk membentuk keluarga yg
sakinah, mawaddah dan warahmah. Semoga mas memang jodoh yang telah disiapkan
Allah untukku. Tapi sebelumnya, aku ingin membahagiakan orang tuaku sedikit
saja. Jika ini merupakan ujian untuk kami berdua, mudahkanlah kami melaluinya. Selain
itu, mudahkanlah aku melalui setengah yang lainnya. Aamiin”.
As you say, love you always <3.
